Senin, 07 Maret 2011

HATI



Begitu lah bunyinya..hati yang berbentuk merah jambu, utuh dan berkilau serta begitu bersih. Hati yang indah dan sempurna.Hati yang dimiliki oleh seseorang yang belum mempunyi cacat dalam hatinya.

Hati orang berbeda-beda, ada yang sama seperti diatas, ada juga yang terluka, ada yang besar dan ada pula yang kecil.

Suatu ketika, seorang anak bermimpi dapat melihat hatinya sendiri dan hati orang lain. Dalam pandangannya , ia melihat hatinya sangat bagus,tanpa cacat sedikitpun. Ia bangga akan hatinya.
Kemudian terbesit dalam pikirannya ingin melihat hati orang-orang yang ada disekitarnya, maka keluarlah ia dari dalam rumahnya. Ia melihat berbagai macam bentuk hati orang, ada yang bagus berkilau seperti hati yang ia punya, namun ada pula hati yang sangat jelek,banyak lubang dan luka.

Kemudian ia melihat seseorang wanita tua yang mempunyai hati yang sangat aneh, hatinya sangat besar dan tidak berbentuk lagi serta banyak lubang dihati wanita tua itu.
Maka dihampirinya lah wanita tua tersebut dan bertanyalah ia kepadanya


"Kenapa hatimu seperti itu? kenapa tidak berbentuk sempurna dan indah seperti milik saya?” Katanya setengah pamer.
Jawab wanita itu, “Mungkin karena kamu masih kecil dan belum terlalu memahami dunia.”

Wanita tua melanjutkan, “Setiap saya mencintai seseorang, aku mencongkel hati ini dan kuberikan padanya. Begitu pula jika saya menolong orang, selalu ada serpihan hati yang kubagi pada orang itu. Dulu, saat saya masih muda dan bergaul dengan banyak sahabat, hati saya teriris-iris karena harus kubagi pada banyak sekali teman. Saat saya mulai menikah dan punya anak, hati saya hampir habis tersayat-sayat untuk memahami suami dan mengasuh anak.”

“Tetapi, ada suatu saat di mana orang-orang juga mulai membagi hati pada saya. Mereka juga belajar mengiris hatinya untuk menutup setiap luka di hati saya hingga bertumpuk-tumpuk, itulah sebabnya kenapa hati saya beberapa kali lipat lebih besar dari hatimu, sekalipun tidak berbentuk lagi. Memang, tidak semuanya mau berbuat demikian, itulah sebabnya kenapa masih banyak sekali lubang menganga di hati ini. Sekarang, hati siapa yang lebih indah? hatiku atau hatimu?”

Si anak kecil tertegun untuk sekian lama. Ia mulai menyadari bahwa hati wanita tua itu jauh lebih sempurna dari hatinya. Luka, cacat, dan banyaknya tambalan di hati wanita itu justru menjadikannya lebih indah dan lebih besar dari miliknya. Setiap lubangnya seolah berbicara tentang cinta dan ketulusan di kehidupan yang dijalaninya. Sejenak, si anak kecil mulai mengamati wajah wanita tua. Ia terperanjat ketika wanita tua itu ternyata ibunya sendiri

Ketika manusia sudah tua, maka hati itu tidak lagi indah seperti saat masih kecil karena telah banyak sekali menerima coretan dalam  kehidupannya.

Sumber