Jumat, 29 April 2011

Cukup Itu Berapa?

Ada Cerita, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya.

Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup".

Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana.

Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum
cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan
kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?


Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.


Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya.


"Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup.

Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Belajarlah untuk berkata "Cukup"


"Cara yang Paling tepat untuk "mengatakan" Cukup adalah dengan BERSYUKUR, semakin Kita merasa "cukup" dan Bersyukur maka Kita akan semakin dekat dengan Kebahagiaan dan jauh dari rasa kekurangan"

Rabu, 27 April 2011

Apakah Anda Butuh Komputer Tablet?


Komputer tablet memang sedang naik daun dan marak dipasarkan. Bahkan komputer tablet, entah berbasis Android, sistem operasi Apple iOS, atau Microsoft Windows, diduga menjadi penyebab utama melambatnya pertumbuhan penjualan notebook dan netbook di awal tahun 2011.

Namun sebelum ikut menceburkan diri ke tren komputer tablet, sebaiknya Anda harus tahu persis apakah Anda membutuhkannya atau tidak. Jadi, jangan sampai sudah beli mahal-mahal (atau murah-murah), tapi hanya tergeletak dan mengumpulkan debu di laci.

Mengenai Tablet PC
Setiap produk teknologi biasanya dirancang untuk memenuhi satu kebutuhan. Misalnya komputer yang digunakan sebagai server akan memiliki konfigurasi dan spesifikasi yang berbeda dengan komputer gaming, dan sebagainya. Hal yang sama juga berlaku bagi komputer tablet.

Seiring perkembangannya, komputer tablet kini diposisikan sebagai perangkat untuk mengonsumsi konten, mirip seperti konsep netbook. Aktivitas mengonsumsi konten ini bervariasi, mulai dari aktivitas online seperti browsing, membaca email, mengakses Facebook dan Twitter, menonton video YouTube, sampai memutar video Hi-Def dan melihat foto.

Dengan konsep sebagai perangkat konsumsi konten, peran tablet PC lebih pada komputer pendamping atau komputer kedua. Walaupun begitu, ada juga yang memanfaatkannya sebagai komputer utama karena dianggap sudah mampu memenuhi kebutuhan pengguna bersangkutan.

Mengingat setiap kebutuhan dan keadaan para pengguna komputer amat berbeda, berikut beberapa pertanyaan yang berguna untuk menentukan apakah Anda membutuhkan komputer tablet atau tidak.

1. Apakah Anda membutuhkan komputer saat bepergian?
Desain komputer tablet yang ringkas dan beratnya yang relatif ringan, tidak akan membuat Anda kelelahan saat membawa-bawanya. Saya pribadi lebih memilih membawa tablet PC jika hanya untuk presentasi singkat dengan klien atau sekadar menulis catatan singkat saat sedang bepergian.

Selain lebih ringan, kebutuhan saya sudah dapat terpenuhi dengan tablet. Daya tahan baterai yang cukup memadai dan kecepatan boot-up menjadi pertimbangan tersendiri. Bagi yang sudah terbiasa membawa notebook, tablet PC bisa juga dibawa sebagai komputer cadangan.

2. Aplikasi apa yang Anda butuhkan saat menggunakan komputer?
Inilah pertanyaan terpenting. Jika selama ini Anda menggunakan notebook atau komputer rumah dengan spesifikasi terbaru tapi hanya digunakan untuk browsing, cek email, chatting, dan tugas-tugas ringan lainnya, mungkin tak ada salahnya mengalihkan aktivitas tersebut ke komputer tablet.

Tergantung dari platform yang digunakan, telah tersedia puluhan ribu aplikasi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari mengedit dokumen kantor, game, streaming musik dari Internet, email, chatting, jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, serta banyak lagi. Buat daftar kebutuhan komputasi Anda, cari aplikasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, barulah Anda dapat memutuskan apakah aktivitas Anda dapat dialihkan ke Tablet PC atau tidak.

3. Seringkah Anda menggunakan komputer di tempat tidur?
Tidak disangkal lagi, menonton video, mengakses Facebook, atau aktivitas baca-baca (Yahoo! News tentunya) lebih asyik dilakukan di atas ranjang. Bagi Anda yang sering menggunakan notebook di atas ranjang, saya sarankan menggunakan komputer tablet jika memungkinkan. Berbeda dengan notebook dan netbook, komputer tablet seperti Apple iPad atau Galaxy Tab tidak mengeluarkan suara saat digunakan, lebih fleksibel, dan lebih dingin.

4. Apakah Anda berbagi komputer dengan orang lain?
Seringkali satu komputer di rumah dipakai beberapa orang. Hal ini bisa merepotkan jika semua orang butuh menggunakan komputer pada waktu bersamaan. Tablet PC bisa dipertimbangkan sebagai solusi agar Anda tidak berebut menggunakan komputer.

Tanyakan pertanyaan-pertanyaan di atas kepada diri Anda, barulah diputuskan apakah Anda membutuhkan komputer tablet atau tidak.

Empat pertanyaan di atas tentunya tidak mampu mengakomodasi setiap orang. Jika ada pertanyaan tambahan yang wajib ditanyakan, silakan tambahkan melalui kotak komentar di bawah.

Kristian Tjahjono, menulis tentang teknologi konsumen sejak tahun 2003, pendiri situs teknologi konsumen yangcanggih.com. Antusias terhadap berbagai jenis gadget, mulai dari komputer, ponsel, sampai kamera digital.

Namun sayangnya saat ini hanya sebagian orang atau sekitar 5% yang benarĀ² memanfaatkan teknologi yang ada untuk bekerja, dan sisanya hanya sebagai korban teknologi. Kebanyakan orang hanya petantang petenteng dengan membawa hp model terbaru namun untuk menggunakan secara optimal mereka belum bisa atau masih gaptek. jangan hanya karena life style jadinya salah manggunakan teknologi yang kian hari kian canggih


Sumber